Virus dan semua kejadian dunia saat ini, kenapa bisa terjadi?
Sebelum anda lanjut membaca, sebenarnya tulisan ini sudah saya tulis di awal bulan Maret 2020 namun karena hal ini membuat saya lumayan stress and my mental issue was breaking down jadi saya ambil waktu dulu dan ya saya harap siapapun kalian dan dimanapun kalian berada, semoga kalian dalam keadaan sehat dan bahagia. Selamat membaca.
—————- * * —————- * * ————-
Kita masih di awal tahun 2020 tepatnya di bulan Maret. Dunia digemparkan dengan adanya virus covid 19 (red: corona) yang telah sah ditetapkan sebagai pandemi oleh badan kesehatan dunia (WHO).
Kalau berbicara secara spesifik, di Indonesia virus ini sudah menyebar di beberapa titik seperti di ibukota. Sangat menyedihkan untuk berkata bahwa virus ini telah menginfeksi dan mengambil nyawa saudara/i kita.
Menilik lebih jauh, bermula dari kejadian pertama kali di salah satu kota di Tiongkok akhir tahun lalu, dunia mungkin belum terlalu bersikap waspada berlebihan. Barulah ketika virus ini perlahan masuk ke negara negara bagian lain dan saat itulah dunia mulai serius dan menjadikan ini sebagai siaga penyakit tingkat I.
Orang orang mulai sibuk menjaga diri agar tetap bersih dan sehat. Dari yang tadinya tidak terlalu peduli pada kesehatan, mendadak “takut” dan mulai menjaga pola hidup sehat.
Masker dan sabun pencuci tangan mulai habis di pasaran, orang orang mulai memunculkan sikap ego satu sama lain. Mereka membeli, menyetok, menimbun barang secara berlebihan dengan mengenyampingkan rasa prikemanusiaan dengan alasan mengatasnamakan keamanan diri sendiri. Jangan-jangan malah mereka yang sangat membutuhkannya malah tidak kedapatan. Sungguh miris memikirkannya.
Imbas dari semua hal diatas, orang orang mulai saling parno/takut berinteraksi dengan sesamanya, takut kalau kalau jangan jangan “dia” lagi yang menderita. Mata jadi sinis satu sama lain, kita jadi mulai sungkan membantu sesama yg butuh pertolongan hanya karena atas nama kesehatan dan kebaikan diri. Egois.
Pemerintah mulai bergerak dan menetapkan sekolah untuk diliburkan selama waktu yg ditetapkan, destinasi wisata ditutup, penerbangan dilimitasi masuk dan keluar, impor ekspor barang mulai dibatasi masuknya, perusahaan merumahkan karyawan tertentu untuk sementara waktu guna mencegah penularan dan sebagainya sampai mungkin mereka (red: karyawan swasta) harus menelan ludah karena gaji pasti akan berkurang karena ketidakhadirannya tak terhitung.
Sungguh pelik imbasnya sampai kita sendiri pun harus menerima kenyataan yang seharusnya kita tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi. Marah, kesal, benci, khawatir, cemas, pasrah, kecewa, semua perasaan tersebut campur aduk menjadi satu.
Sambil bertanya dalam hati, “kenapa semua ini bisa terjadi?”, “kenapa harus saya yang kena imbasnya?!”
Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita tanya dulu hal-hal ini pada diri kita sendiri:
(5W+ H)
1. WHAT
Apakah yang sudah saya berikan kepada lingkungan dan sesama selama ini baik adanya?
Apakah Tuhan sedang marah dan melihat perbuatan saya?
2. WHEN
Kapan terakhir saya peduli kepada lingkungan sekitar?
Kapan saya memperlakukan sesama dan sekitar dengan baik?
3. WHY
Kenapa saya harus merasakan hal ini?
Kenapa hal ini harus terjadi dalam hidup saya?
4. WHO
Siapakah saya dan apa yang sudah saya lakukan memperburuk keadaan sekitar?
Siapakah yang tidak menjaga lingkungan dengan bersih dan baik?
5. WHERE
Dimana saya bisa memperbaiki semua kesalahan saya?
Dimana saya bisa mulai menciptakan dunia yang sehat dan aman?
6. HOW
Bagaimana caranya agar semua penyakit, kejahatan, dan amarah di muka bumi ini bisa selesai?
Bagaimana kehadiran saya bisa membantu dunia ini agar menjadi lebih baik, setidaknya dari hal kecil di sekitar saya?
——— * * ————- * * —————
Dan dari semua pertanyaaan diatas anda sudah menjawabnya, saya boleh katakan bahwa tidak perlu dibutuhkan satupun jawaban dari pertanyaan diatas.
Yang dibutuhkan dunia ini adalah: tindakan.
“This world needs little help to do to make it better…”
Semoga kalian dan saya bisa sama sama merefleksikan sudah sejauh mana perbuatan baik kita pada dunia dan lingkungan sekitar.
Dan sebelum bertanya pada pihak lain, tanya pada diri sendiri,
“Apa jangan-jangan apa yang sudah saya lakukan menjadi boomerang bagi diri saya sendiri?”
Bukan apa yang bumi berikan, tapi apa yang kita berikan. Karena bumi baik adanya. Bumi memberikan pepohonan hijau rindang yang indah, udara bersih, air bersih, langit biru, sinar matahari, dan lainnya…
Lalu, kita? Apa kita merusaknya?
Silahkan anda jawab sendiri.
Terima kasih.
-Get well very soon our earth❤
Yours sincerely writer (03/2020)