Tarzan’s letter for KG A Red

Hi, this is Tarzan. She is a girl. You can call her as “Miss”!

She has a beautiful amazing class in the world, KG A Red.

She has so many kids in her class.

She also has a great Tarzan, Ms. Eni, to accompany her in the forest.

To take care all of the Tarzan babies in the forest…

To help them the way to read the secret letter how to fly in between the tree and hide from a lion!

And now the babies have already grown so fast.

They can fly now!

The Tarzans is amazed and writes a letter on a small leaf.

———————————————

” It’s a wonderful time to have you as my babies.

To take the best part as your mom in the forest…

To teach me how to be patient and crazy at the same time (*kidding)

To see you grow everyday. To congratulate every achievements that you make!

Look, now you can write, read the map, and hide from the lion!

To teach me to love everyone unconditionally with the same portion yet with the different ways…

Memberi miss pelajaran tentang mencintai semua anak-anak dengan cinta yang sama namun dengan cara yang berbeda…

mengajarkan miss bahwa beda itu it’s okay dan bukan berarti tidak satu…

Untuk pelajaran berharga tentang mencintai tanpa lelah setiap hari saat jari pun sudah lemah untuk merangkul…

Untuk menyadarkan miss bahwa ternyata segalanya tak dapat dimiliki selamanya…

You have to leave the room…

You need to go on the higher level… the new chapter of your life… the new path and phase.

(It’s okay I’m not crying right now, ehmm well- a little bit*)

Thank you for a extremely funtastic year!

It’s an amazing mystery for me that I cried on the bathroom thinking out loud about letting you go. Tomorrow will not be the same without you.

And hey, Miss is okay!

Go, go reach your dream and if you see me please let you know that Miss always love you no matter what.

(For you will be in my heart, from these days on now and forevermore *sing Tarzan song* haha…)

Kiss and Love,

Ms. Epe

Latte Welcome 2021

Hi 2021!

It’s been a long time. I really miss every pages I have here. How are u friends?

I hope you are good, awesome and full of blessings. I would welcome myself again on my wordpress!

And of course, with a new project, here we start!

May God bless us!

with love,

me, your lovely writer

self-love journal #2

Untuk cek sejauh mana kita benar-benar sudah menghargai diri sendiri adalah:

We begin with, “you…”

  • Know yourself (what do you like and donts)
  • let go things yang tidak terlalu penting
  • More content, genuine, original (mature)
  • Start saying ‘No’ without any explanation if needed
  • Know your worth and values
  • Have no expectations to people
  • Happy the way you look
  • Not too hard to yourself
  • Know what you feel, what do u wanna do
  • Feel OK if you are NOT OK
  • Resilient, tidak mudah menyerah
  • Love yourself
  • Nerimo diri dengan kekurangan, kelebihannya yang tidak sempurna itu (Dian Sastrowardoyo’s quote)
  • ups and downs, you still love you
  • Saying no is self love
  • Tidak harus ngikutin opini orang lain
  • Harus tau kalau diri kita itu baik, perlu diurus, dikasih vitamin yang baik, perlakuan yang baik, istirahat yang baik ( Dian Sastrowardoyo’s quote)
  • Olahraga teratur supaya sehat terus (credit to: Alodita #alofitjourney)
  • Makan buah sayur untuk tubuh dan jiwa yang sehat.

Me in my 20’s would say,

Ternyata sumber kebahagiaan kita itu bukan dari orang lain, tapi dari diri sendiri. Kalau kita nempatin kebahagiaan pada orang lain, kita akan kecewa ketika they don’t fit our expextations.

Kita bukan tidak butuh teman di dalam hidup kita, we need them so much time, tapi ingat we bring some tons values on it, kita punya nilai-nilai, jangan sembarangan dong orang masuk ke boundaries kita apalagi seenaknya merusak diri kita. Right?

“Love yourself doesn’t mean you are egoist. Love yourself means you take care of yourself.”

————————–**————————

Tulisan ini didedikasikan untuk aku, teman, sahabat, dan siapapun kalian diluar sana teruntuk para perempuan-perempuan hebat yang memulai untuk mencari jati dirinya sendiri.

Again,

Love yourself first❤

Penulis

self-love journal #1

Perjalanan mencintai diri sendiri itu ternyata nggak mudah. Banyak banget peernya. Aku pengen berbagi cerita dari sudut pandang usia 20an ku. Tujuan tulisan ini sebagai memori dan reminder kalau suatu hari aku lupa untuk jatuh cinta sama diri sendiri. Dan bagi kamu yang udah buang-buang waktu buat baca, semoga aja membantu.

Bertahun-tahun aku belajar tentang gimana bisa aku menghargai diriku sendiri. Aku mulai cari tau dari baca banyak buku-buku psychology (salah satunya buku “The Art of Not Giving a Fu*k”, bukunya Mark Manson), follow akun-akun inspirational di instagram (aku suka Sylvester McNutt), dengerin ceramah dan cerita teman, dan bla bla bla.

Masalahnya aku tuh senang kalau lihat orang lain (terutama orangtuaku) senang, gapapa deh aku belakangan aja senangnya yang penting mereka bahagia. Akhirnya sampai di suatu titik, kok kayak ada yang kurang ya? *I look at myself*

Sampai suatu hari…

————-**—————–

Ayo angkat tangan berapa banyak dari kita yang suka gak enakan sama orang lain? Ya, itu aku orangnya. Selalu gak enakan sampai-sampai orang lain sering memanfaatkan kebaikanku untuk kepentingan mereka. Ironis.

Pertanyaannya, “apa mereka salah berbuat demikian?” Nggak. Mereka nggak salah, yang salah itu aku. Loh?

Sekarang aku mau tanya, umur kamu berapa? Oke… “WOMEN IN THEIR 20’s”. Alright, you are 20’s and for have so, satu satunya manusia di dunia ini yang patut disalahkan kalau dirinya sial dan buruk adalah dirinya sendiri. Right? Because we call you as mature enough.

Sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab atas diri dan hidup, kita tidak bisa lagi menyalahkan siapapun dan apapun di dunia ini. Karena itulah judul ini dibuat! Self-Love atau tentang mencintai dan menghargai diri sendiri itu penting sekali.

Self-Love itu apa?

Self: diri, Love: cinta, kasih, afeksi (mencintai/mengasihi/menghargai diri sendiri).

“Mencintai diri sendiri artinya penerimaan atas diri sendiri, baik-buruk, kurang-lebih, menghargai dirinya sebagai pribadi yang baik dan layak untuk dicintai terutama oleh dirinya sendiri.”

Kenapa saya harus mencintai diri saya?

“Ini penting banget supaya kita bisa jalan dan terima diri apa adanya dengan tidak menyalahkan dan mengharapkan orang lain atas apa yang terjadi didalam hidup kita. Realitas.

Aku ingat Dian Sastrowardoyo, aktor Indonesia, pernah bilang disalah satu majalah conference begini, “kalau lu sok sok-an buat bahagiain orang lain tapi lu nya sendiri nggak bahagia, itu kan sama aja kayak ‘check’ kosong? Apa yang mau dibagi, lu nya aja ga bahagia.”

😨

———–**———–

Aku paham banget, banyak dari kita terutama aku sendiri yang masih terjebak dalam mind-set “yes man”, it is hard to say NO. Apalagi kalau kita typical melankolik yang having bigger emphathy to others. Gampang kasihan intinya. Orangnya terlahir gaenakan (karena lupa dikasih mecin kali). *kidding*

Nah dari pengalaman-pengalaman itu, aku inisiatif buat take action dan lihat perubahan apa yang terjadi di tahun belakangan terakhir ( Desember 2019 adalah puncak aku benar benar udah yakin harus sebener itu hargain diriku sendiri, no matter what).

Pengalaman tiap orang pasti beda-beda. Ada yang dari lahir udah baik bisa menghargai dirinya sendiri, dan ada yang butuh banyak tahun buat kenal dan akhirnya sayang sama diri sendiri (contohnya aku). Hal ini dipengaruhi banyak hal seperti: keluarga, cara didik, pola asuh, lingkungan/society, peer group/kelompok teman sebaya, sekolah, dsb.

Dan setelah disadari, ternyata self-love itu sendiri banyak mempengaruhi nilai dan cara pandangku terhadap diri dan hidup. Pelan-pelan aku mulai sadar kalau aku berharga dan pantas bahagia.

———–**———–

Biar tulisan ini nggak kepanjangan,

Di self-love journal #2 aku akan share some characteristics to define apa kita benar benar udah cinta sama diri kita sendiri apa belum (dari buku2, cerita2 teman dan orang hebat, dan pengalaman diri sendiri).

Tulisan ini didedikasikan untuk aku, teman, sahabat, dan siapapun kalian diluar sana teruntuk para perempuan-perempuan hebat yang memulai untuk mencari jati dirinya sendiri. Love yourself first❤

Dengan kasih,

Penulis

Menghargai manusia.

Ketika lahir ke dunia, kita tidak bisa memilih mau lahir dari orangtua yang seperti apa dan keluarga serta lingkungan yang bagaimana.

Ini bisa dikatakan seperti “kita harus siap menerima setting (tempat, waktu, keadaan) cerita kehidupan kita seperti apa.”

Ayo kita pahami.

Mungkin,

ada orang yang beruntung hidupnya berkecukupan, diberkati dengan harta kekayaan, sementara yang lain mungkin hidupnya sederhana bahkan ada yang berkekurangan.

Mungkin,

ada yang lahir di lingkungan yang baik, sopan tutur kata, berpendidikan, saling menghormati, full of respect, dan disisi lain ada yang harus lahir di lingkungan yang kurang baik, penuh perkataan kasar, penuh dengan kecaman, ancaman, kurang menghargai, less of respect, dan berbagai macam karakter lainnya (yang well kita tidak bisa pilih kan mau yangmana ketika lahir kedunia?)

Mungkin lagi,

kalau berbicara tentang fisik, ada yang diberkati dengan kecantikan, ketampanan, disisi lain ada yang diberkati dengan spesial, mereka yang tuna netra, tuna runggu, dan lain lain yang punya kehebatan luar biasa tidak seperti orang pada umumnya.

Mungkin,

ada juga yang lahir penuh dengan kebahagiaan, tidak kurang apapun, dan disudut lain ada yang lahir sudah penuh dengan masalah, persoalan, dengan tingkat kompleksitasnya yang beda beda.

Lalu ketika bertumbuh dewasa,

hal-hal diatas akan kurang lebih mempengaruhi dan membentuk kita menjadi pribadi yang seperti apa di masa kini (analogi-nya seperti: kita adalah tanah liat pahatan).

Akhirnya, tiap manusia diberkati dengan tipe-tipe karakter dan sifat bawaan yang berbeda-beda.

Kita mengenalnya dengan 3 tipe kepribadian umum: extrovert, introvert, dan ambivert (silahkan dipelajari sendiri, googling seperti apa sih tipe ini? Tipe saya yang mana yah? Silahkan coba tes gratis ada di google.) Atau mungkin tipe kepribadian itu sudah berubah pesat mengikuti perkembangan zaman saat ini.

Lalu apa yang mau anda tekankan pada tulisan anda ini?

Simpel: Tentang menghargai orang lain.

Siapapun mereka, apapun hal yang mereka pilih, masing-masing dari kita dipanggil untuk saling menghargai.

Mengapa?

Karena kita tidak tahu seberapa keras dan banyak rintangan yang tengah dihadapi oleh seseorang, kita enggak pernah akan tau sudah seberapa banyak hal pahit yang dia rasakan, sepilu apa hal yang harus ia kejar dan banyak hal didalam sana yang tidak bisa kita lihat dan nilai.

Dengan tidak menambah masalah didalam hidupnya dan MENGHARGAI-NYA SEBAGAI MANUSIA, itu artinya kita sudah sangat membantunya untuk meneruskan hidup dan memberikan ruang baginya untuk bisa menikmati dan menjalani hidupnya sebagai seorang manusia.

Bukankah kita juga ingin dihargai sebagai seorang manusia?

Entah siapapun pribadinya, Dia hanyalah seorang MANUSIA dengan sebuah cerita didalamnya.

Menghargai adalah bentuk tertinggi kasih yang patut kita berikan dan terima.

Selamat belajar menghargai. Selamat belajar menjadi manusia.

 

Salam cinta,

seorang manusia

human and emotions

Hi,

Thanks for teaching me how difficult my world was at the time. How everything began so hard to do. I felt angry, frustrated, sad, annoyed, all at once. I don’t know how to say.

I don’t have much spirit in soul even I can’t motivate myself to stand and cheer up. I don’t have any reason, except:

  • being grateful for what I have
  • for little family, friends who are very supportive
  • oh no, I should put this as number one but I don’t know I always forget (sin): for Almighty God. Let’s put This up.

It’s a long journey to be able to accept my condition. It’s far to not be grateful with but..

I realize I became older day by day. As time flies and never go back. I lost my chance every seconds (again, this is my exact 100 percent fault) which I could take but I was too busy with my phone, Instagram, Facebook, You tube, others social media. For everything I supposed to have control with but I can’t.

It’s very stressful, to be honest. It’s not because I can’t see the positive side out there but It’s because what it is. I don’t have any settled thing to hold with, except (again) I have God, but I do not have my ‘real’ action (my fault, see?)

So, what’s next?

I don’t know when this pandemic (and my foolishness) ending up. Maybe next month, next year, or even never ending?!

I lost my trust in God (oh no I still have though..) even a bit, no worry. I have it. Faith is the only one I have now. As the past we went through, I believe God is in control. I can see smile and rainbow behind the dark cloud. Surely there, for me, for everyone…

Whenever it will come, patience should be the best friend followed. I know it is very difficult to do, to act, to move, but try, let’s at least trying moving a bit. Who knows we may meet a better happy future soon.

 

Cheers,

Human


 

“It is important for us to share emotions, feelings, to make us relaxed, released. Don’t keep it. Share. We only a human.”

 

 

Apa salah saya, Covid 19?

Virus dan semua kejadian dunia saat ini, kenapa bisa terjadi?

Sebelum anda lanjut membaca, sebenarnya tulisan ini sudah saya tulis di awal bulan Maret 2020 namun karena hal ini membuat saya lumayan stress and my mental issue was breaking down jadi saya ambil waktu dulu dan ya saya harap siapapun kalian dan dimanapun kalian berada, semoga kalian dalam keadaan sehat dan bahagia. Selamat membaca.

—————- * * —————- * * ————-
Kita masih di awal tahun 2020 tepatnya di bulan Maret. Dunia digemparkan dengan adanya virus covid 19 (red: corona) yang telah sah ditetapkan sebagai pandemi oleh badan kesehatan dunia (WHO).

Kalau berbicara secara spesifik, di Indonesia virus ini sudah menyebar di beberapa titik seperti di ibukota. Sangat menyedihkan untuk berkata bahwa virus ini telah menginfeksi dan mengambil nyawa saudara/i kita.

Menilik lebih jauh, bermula dari kejadian pertama kali di salah satu kota di Tiongkok akhir tahun lalu, dunia mungkin belum terlalu bersikap waspada berlebihan. Barulah ketika virus ini perlahan masuk ke negara negara bagian lain dan saat itulah dunia mulai serius dan menjadikan ini sebagai siaga penyakit tingkat I.

Orang orang mulai sibuk menjaga diri agar tetap bersih dan sehat. Dari yang tadinya tidak terlalu peduli pada kesehatan, mendadak “takut” dan mulai menjaga pola hidup sehat.

Masker dan sabun pencuci tangan mulai habis di pasaran, orang orang mulai memunculkan sikap ego satu sama lain. Mereka membeli, menyetok, menimbun barang secara berlebihan dengan mengenyampingkan rasa prikemanusiaan dengan alasan mengatasnamakan keamanan diri sendiri. Jangan-jangan malah mereka yang sangat membutuhkannya malah tidak kedapatan. Sungguh miris memikirkannya.

Imbas dari semua hal diatas, orang orang mulai saling parno/takut berinteraksi dengan sesamanya, takut kalau kalau jangan jangan “dia” lagi yang menderita. Mata jadi sinis satu sama lain, kita jadi mulai sungkan membantu sesama yg butuh pertolongan hanya karena atas nama kesehatan dan kebaikan diri. Egois.

Pemerintah mulai bergerak dan menetapkan sekolah untuk diliburkan selama waktu yg ditetapkan, destinasi wisata ditutup, penerbangan dilimitasi masuk dan keluar, impor ekspor barang mulai dibatasi masuknya, perusahaan merumahkan karyawan tertentu untuk sementara waktu guna mencegah penularan dan sebagainya sampai mungkin mereka (red: karyawan swasta) harus menelan ludah karena gaji pasti akan berkurang karena ketidakhadirannya tak terhitung.

Sungguh pelik imbasnya sampai kita sendiri pun harus menerima kenyataan yang seharusnya kita tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi. Marah, kesal, benci, khawatir, cemas, pasrah, kecewa, semua perasaan tersebut campur aduk menjadi satu.
Sambil bertanya dalam hati, “kenapa semua ini bisa terjadi?”, “kenapa harus saya yang kena imbasnya?!”

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita tanya dulu hal-hal ini pada diri kita sendiri:

(5W+ H)
1. WHAT

Apakah yang sudah saya berikan kepada lingkungan dan sesama selama ini baik adanya?

Apakah Tuhan sedang marah dan melihat perbuatan saya?
2. WHEN

Kapan terakhir saya peduli kepada lingkungan sekitar?

Kapan saya memperlakukan sesama dan sekitar dengan baik?
3. WHY

Kenapa saya harus merasakan hal ini?

Kenapa hal ini harus terjadi dalam hidup saya?

 

4.  WHO

Siapakah saya dan apa yang sudah saya lakukan memperburuk keadaan sekitar?

Siapakah yang tidak menjaga lingkungan dengan bersih dan baik?

 

5. WHERE

Dimana saya bisa memperbaiki semua kesalahan saya?

Dimana saya bisa mulai menciptakan dunia yang sehat dan aman?

 

6. HOW

Bagaimana caranya agar semua penyakit, kejahatan, dan amarah di muka bumi ini bisa selesai?

Bagaimana kehadiran saya bisa membantu dunia ini agar menjadi lebih baik, setidaknya dari hal kecil di sekitar saya?

 

——— * * ————- * * —————

Dan dari semua pertanyaaan  diatas anda sudah menjawabnya, saya boleh katakan bahwa tidak perlu dibutuhkan satupun jawaban dari pertanyaan diatas.

Yang dibutuhkan dunia ini adalah: tindakan.

“This world needs little help to do to make it better…”

 

Semoga kalian dan saya bisa sama sama merefleksikan sudah sejauh mana perbuatan baik kita pada dunia dan lingkungan sekitar.

Dan sebelum bertanya pada pihak lain, tanya pada diri sendiri,

“Apa jangan-jangan apa yang sudah saya lakukan menjadi boomerang bagi diri saya sendiri?”

Bukan apa yang bumi berikan, tapi apa yang kita berikan. Karena bumi baik adanya. Bumi memberikan pepohonan hijau rindang yang indah, udara bersih, air bersih, langit biru, sinar matahari, dan lainnya…

Lalu, kita? Apa kita merusaknya?

Silahkan anda jawab sendiri.

Terima kasih.


 

-Get well very soon our earth❤

Yours sincerely writer (03/2020)

 

Surat untuk Ms. Endang

Dear Ms. Endang,

Apa kabar disana?

Semoga sehat selalu ya miss.

Dalam surat ini, aku teman barumu ingin memberikan surat tahun akhir sebelum kau melepas masa single-mu.

Aku berdoa semoga dengan surat ini, keadaanmu disana selalu baik dan bahagia. Jangan lupa secangkir kopi kenangan dan biskuit regal sebagai temannya.

Seruput kopinya sedikit-sedikit agar tak kepanasan, dicelup biskuit jadi semakin enak. Sambil merenungkan berapa banyak berkat yang telah Tuhan b’ri hingga detik ini. Seperti bersyukur. Tutup matamu dan tarik nafas, lalu buang perlahan.

Semua memang tidak baik-baik saja saat ini…

Tak mengapa.

Kalau kata orang, ‘that’s life’

————————~~————————-

Bagaimana dengan mimpi-mimpi kecilmu yang telah kau sematkan dalam doa doa setiap malam?

Tidak terlalu jauh.

Meski seperti tak terjawab, bukan berarti tidak dijawab. Nanti.

Tidak semua hal di dunia ini dapat kita harapkan menjadi baik, tapi setidaknya kita bisa jadi salah satunya kan?

Terimakasih sudah mengajarkan menjadi kuat dan tegar dalam satu waktu dimana pasti bahumu bahkan tak kuat lagi untuk bertahan. Tapi kau bisa. Kau hebat. Dan kau berharga.

Kalau sekarang sedang musim hujan disana,

Tak mengapa.

Karna,

Tuhan tidak pernah berjanji awan selalu biru, tapi…

Ia berjanji selalu menemani di setiap musim…

Ia akan jadi payung dan sweater terhangatmu.

Tak mengapa air mata itu jatuh.

Jangan pernah merasa sendiri, aku, kita adalah keluargamu. Datanglah selalu kalau kau ingin. Pintu rumah selalu terbuka. Telinga ini siap mendengar dan tangan yang selalu siap merangkul biar bebanmu bisa berkurang sedikit-sedikit.

Miss..

Semua orang yang kita temui dalam hidup kita adalah bagian dari rencana Tuhan saja yang bisa lihat.

Kita terbatas.

Tapi Semesta tidak.

Hidup ini punya kita sebagai aktor dan aktrisnya. Kita dibayar untuk banyak dan beratnya beban. Makin berat makin banyak berkatnya.

Bukankah Produser hidup ini Tuhan?

Bagaimanakah endingnya?

Bisa sedih, bisa juga senang.

Apa yang mau diharapkan?

Terserah Tuhan.

Yang pasti,

“…memiliki Tuhan berarti memiliki segalanya.”


“berdiri tegak miss, angkat kepalanya, nanti mahkota yang kamu pakai jatuh.”

 

 

Jangan lupa curcol lagi ya,

Ms Epe❤

Selamat datang usia 23

Dear myself,

Hari ini kamu genap berusia 23.

Terimakasih sudah berjuang sejauh ini.

Untuk semangat yang tak pernah pudar meskipun kamu temukan banyak kerikil dalam perjalanannya yang tak jarang membawa air mata, amarah, dan kekecewaan.

Terimakasih untuk dirimu yang selalu percaya Tuhan dalam suka dan duka. Selalu memiliki pengharapan dalam masalah berat sekalipun.

Terimakasih sudah makan makanan yang sehat supaya tubuhmu tetap fit untuk mencari rupiah diluar sana, meskipun kadang masih sering cheating makan gorengan dan indomie kebanyakan.

Terimakasih sudah mau menamatkan sekolah sarjana tepat waktu. Semoga kamu bisa sekolah lagi suatu hari. Sekarang bekerjalah dahulu, menabung, dan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.

Terimakasih sudah mau bermimpi tentang passion, memiliki filosofi kehidupan & tujuan, dan tentang mempunyai pekerjaan yang baik dan berguna bagi sesama dan dunia suatu saat nanti. Untuk harapan yang disematkan, semoga Tuhan mendengar.

Terimakasih sudah mau selalu bangkit dalam keadaan terpurukmu, tidak pernah kenal lelah berusaha, tidak pernah mau menyerah pada saat buruk sekalipun, dan selalu mencari jalan keluar meski suka marah marah sendiri.

Terimakasih sudah mau jatuh dan bangkit lagi dan lagi di masa-masa dimana kamu merasa usia 20an ini sangat brengsek.  Percayalah, kamu sudah dan akan melewatinya.

Terimakasih sudah bertahan sejauh ini, dengan semangat, kerja keras, dan pengorbanan yang kamu berikan.

Ada banyak cita cita yang diharapkan dari dirimu, percayalah Tuhan selalu membimbing dan memberikan arah yang tepat.

Terimakasih sudah menghargai dirimu, tubuhmu, cara pandangmu, dan keyakinanmu.

Terimakasih sudah mau diproses Tuhan sampai sejauh ini untuk menjadi suatu pribadi yang lebih baik dari tahun ke tahun.

Untuk setiap air mata dan gelak tawa yang hadir di setiap momen,

Aku ingin mengucapkan, “selamat menjadi dewasa”

Aku mencintaimu.

 

Regards,

Yourself

 

 

 

Perempuan & Pendidikan

Dalam rangka memperingati Hari Anak Internasional 2019

 

Surat ini terlahir untuk anakku kelak, terutama untuk anak perempuanku…

Suatu hari kau akan menjadi ibu, tahu nggak betapa pentingnya peran seorang ibu bagi anak anaknya?

 

Kau akan ajarkan anakmu bahwa harga dirinya sangatlah berharga dan sangat bernilai. Dia harus memiliki pendidikan dan lingkungan hidup yang baik.

 

Anakmu harus sekolah setinggi-tingginya dan mengejar cita-citanya, tidak melulu dapur dan menikah.

Karena kau harus percaya anakmu akan menikah dengan orang yang tepat di waktu yang tepat.

Kau akan mengajarkan anak-anakmu tentang hal mana yang baik dan tidak. Jangan sampai mereka menjadi bodoh dan menjadi korban orang tidak beradab diluar sana.

 

Tidak ada yang boleh merendahkan harkat dan martabat anak-anakmu terutama anak perempuanmu! Anakmu hebat, kuat, dan perkasa.

 

Kau yang akan mengajarkan anakmu utk menjadi tameng bagi diri dan tubuhnya, untuk berani bilang “tidak!” saat ada yang mengancam dirinya, memaksa dirinya melakukan hal yang tidak benar!

 

Kau yang akan mengajari anakmu untuk berani berdiri diatas kaki dan pendapatnya sendiri, tidak perlu takut bersuara diatas kebenaran. Anakmu yang akan menentang kebobrokan dan kejahatan dunia dan memberikan contoh yang baik bagi sesama.

 

Kau juga akan ajarkan anakmu bagaimana bertanggung jawab atas pilihan dan keputusan yang diambil dan bagaimana tidak boleh bersikap ‘seenaknya’ terhadap orang lain dan sebaliknya. Tidak ada seorangpun yang boleh semena-mena kepadanya.

 

Supaya kelak anakmu bisa menjadi ibu yang baik pula bagi anaknya dan begitu seterusnya sampai dunia menjadi penuh dengan orang yang bertuhan, beradab, bermartabat, berpendidikan, dan berakhlak.
Itu doa ibu untuk anakku yang akan menjadi ibu untuk anak-anaknya kelak.

 
Sekolahlah yang baik dan kejar cita-citamu nak, jangan takut.

 

 

Dengan cinta,
Penulis

(yang kelak juga akan menjadi Ibu)

Blog at WordPress.com.

Up ↑